Apa Maksudnya: “Masuk Surga Tanpa Hisab”?

  • admin
  • Aug 16, 2025
Tanpa-Dihisab

 Pendahuluan

Hisab di hari kiamat adalah momen yang menentukan nasib setiap manusia. Ada yang dihisab dengan penuh kemudahan, ada pula yang dihisab dengan pemeriksaan rinci hingga berujung siksa. Bahkan, ada golongan istimewa yang masuk surga tanpa hisab sama sekali. Rasulullah ﷺ menjelaskan pembagian ini secara detail dalam hadis-hadis sahih. Mari kita pahami bersama.

  1. Jenis-Jenis Hisab di Hari Kiamat

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

ليس أحد يُحاسَب إلا هلك

“Tidak ada seorang pun yang dihisab (diperiksa secara rinci) kecuali akan binasa.”
‘Aisyah berkata:

قلت: يا رسول الله جعلني الله فداءك، أليس يقول الله عز وجلفَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا؟

“Aku berkata: Wahai Rasulullah, semoga aku menjadi tebusanmu. Bukankah Allah berfirman: ‘Adapun orang yang diberikan kitabnya di tangan kanannya, maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah’ (QS. Al-Insyiqaq: 7-8)?”
Beliau ﷺ bersabda:

ذاك العرض، يُعرَضون، ومن نوقش الحساب هلك

“Itu hanyalah al-‘Ardh (sekadar ditampakkan amal-amalnya). Barang siapa dihisab secara rinci, maka dia akan binasa.”
(HR. Bukhari no. 4939, Muslim no. 2876)

Hadis ini menunjukkan bahwa hisab tidaklah satu macam, melainkan terbagi menjadi dua jenis utama:

  1. Hisab Ringan (al-Hisab al-Yasir)

Hisab ringan adalah ketika amal seseorang hanya ditampakkan (al-‘Ardh) tanpa pemeriksaan detail. Golongan ini telah Allah tetapkan ampunan bagi mereka. Setelah diperlihatkan dosa-dosanya, Allah menutupinya dan mengampuninya. Mereka masuk surga tanpa melalui azab sebelumnya.

Allah menyebutnya sebagai “hisab” dalam ayat:

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

“Maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah”.

Rasulullah ﷺ menafsirkan bahwa hisab ringan itu adalah sekadar al-‘Ardh, yaitu diperlihatkan amalnya tanpa dimintai pertanggungjawaban mendetail yang dapat menjerumuskan ke dalam siksa.

Imam Abu al-‘Abbas al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan bahwa maksudnya: amal orang beriman akan diperlihatkan secara rinci agar dia menyadari besarnya nikmat Allah yang menutup aibnya di dunia dan mengampuninya di akhirat. (Lih: al-Mufhim, 7/158)

Penjelasan ini sejalan dengan hadis Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
Rasulullah ﷺ bersabda:

يُدنَى المؤمنُ يوم القيامة من ربه عز وجل، حتى يضعَ عليه كنفَه، فيقرِّره بذنوبه! فيقول: هل تعرف؟ فيقول: أيْ ربِّ أعرف! قال: فإني قد سترتها عليك في الدنيا، وإني أغفرها لك اليوم، فيعطَى صحيفة حسناته

“Orang beriman akan didudukkan dekat dengan Rabbnya pada hari kiamat. Allah akan menutupinya (dari pandangan makhluk), lalu Dia bertanya: ‘Apakah engkau mengakui dosa-dosamu?’ Ia menjawab: ‘Benar, wahai Rabbku.’ Allah berfirman: ‘Aku telah menutupinya bagimu di dunia, dan hari ini Aku mengampuninya untukmu.’ Lalu diberikanlah kepadanya catatan amal kebaikannya…”
(HR. Bukhari no. 2441, Muslim no. 2768)

Syaikh Abdullah al-Ghunayman menjelaskan bahwa maksud “menutup” adalah Allah melindungi hamba dari rasa malu di hadapan makhluk, karena saat ditanya tentang dosa, wajahnya pasti dipenuhi rasa takut dan tertekan. (Lih: Syarh Kitab al-Tauhid min Shahih al-Bukhari, 2/422)

Syaikh as-Sa‘di rahimahullah juga menegaskan bahwa: Hisab yang mudah adalah penampakan amal, lalu Allah menegur hambanya dengan dosa-dosanya. Setelah itu Allah berfirman: “Aku telah menutupinya di dunia, dan hari ini Aku mengampunimu.”  (Lih: Tafsir al-Sa’di, hal 217)

Kesimpulan:

Hisab ringan adalah hisab bagi orang beriman yang dosanya diampuni dan ditutupi oleh Allah. Mereka tidak dipermalukan di hadapan khalayak dan langsung menuju surga.

Ciri hisab ringan:

  • Hanya penampakan amal tanpa debat atau bantahan.
  • Terjadi pada orang beriman yang dosanya diampuni.
  • Tidak berakhir dengan siksa.

 

        2. Hisab Berat (Su’ul Hisab):

Hisab berat adalah pemeriksaan amal secara rinci disertai perdebatan (munaqasyah) dan tuntutan atas dosa-dosa yang dilakukan, lalu Allah menghukum pemiliknya. Nabi ﷺ bersabda:

ليس أحد يحاسَب إلا هلك

“Siapa yang diperiksa hisabnya secara rinci, pasti binasa.” (HR. Bukhari-Muslim)

من نوقش الحساب عُذِّب

“Siapa yang didebat (munaqasyah) dalam hisabnya, ia akan diadzab.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, siapa saja yang hisabnya masuk tahap pemeriksaan mendalam, maka dia termasuk yang tidak diampuni dan akan disiksa terlebih dahulu di neraka.

Imam Ath-Thabari menafsirkan firman Allah:

وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ

 “Mereka takut akan hisab yang buruk” (QS. Ar-Ra‘d: 21) — yaitu takut terhadap hisab yang penuh pemeriksaan tanpa ada pemaafan. (Lih: Tafsir al-Thabary 13/507)

Hisab jenis ini berlaku bagi mereka yang Allah tetapkan sebagai penghuni neraka. Namun, bagi kaum muslimin pelaku dosa besar, ujung perjalanan mereka tetap menuju surga setelah mereka dibersihkan dari dosa-dosa itu di neraka.

Ciri hisab berat:

  • Ada pemeriksaan detail dan tuntutan atas dosa.
  • Menimpa mereka yang tidak mendapat ampunan.
  • Berakhir dengan azab, walau muslim pelaku dosa besar pada akhirnya masuk surga setelah dibersihkan.
  1. Golongan yang Masuk Surga Tanpa Hisab

Rasulullah ﷺ bersabda:

يدخل الجنة من أمتي سبعون ألفا بغير حساب، هم الذين لا يسترقون، ولا يتطيرون، وعلى ربهم يتوكلون

“Akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu orang tanpa hisab. Mereka adalah yang tidak meminta diruqyah, tidak percaya kesialan, dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR. Bukhari no. 6472, Muslim no. 218)

Hadis ini menunjukkan bahwa golongan ini sama sekali tidak dihisab, baik hisab ringan maupun hisab berat. Mereka tidak akan mengalami momen ketegangan di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosanya, dan langsung masuk surga melalui pintu kanan yang khusus untuk mereka.

Dalam hadis syafaat, Nabi ﷺ bersabda:

يا محمد أدخل مِن أمَّتك مَن لا حساب عليهم، من الباب الأيمن من أبواب الجنة

“… Wahai Muhammad, masukkan dari umatmu orang-orang yang tidak dihisab melalui pintu kanan surga…”
(HR. Bukhari no. 4712, Muslim no. 194)

Mereka juga terbebas dari empat pertanyaan yang disebutkan Nabi ﷺ: tentang umur, ilmu, harta, dan jasad (sebagaimana yang diriwayatkan al-Tirmidzi dan dishahihkan olen al-Albani). Karena mereka tidak berdiri di hadapan Allah untuk dihisab, maka pertanyaan itu tidak berlaku bagi mereka.

Mereka juga tidak melalui momen al-‘Ardh, yaitu penampakan dosa. Mereka benar-benar diistimewakan oleh Allah sehingga langsung menuju surga dari padang mahsyar.

Jadi, keistimewaan mereka adalah:

  • Tidak mengalami hisab ringan maupun berat.
  • Masuk surga langsung melalui pintu kanan yang khusus untuk mereka.
  • Terbebas dari pertanyaan empat hal (umur, ilmu, harta, dan jasad).

Pelajaran Penting:

  1. Hisab ada dua jenis: Hisab ringan (al-Hisab al-Yasir): sekadar penampakan amal untuk orang beriman yang diampuni, dan Hisab berat (Su’ul Hisab): pemeriksaan rinci yang berakhir dengan azab.
  2. Hisab ringan adalah anugerah besar, hisab berat adalah bencana, dan tanpa hisab adalah kemuliaan tertinggi.
  3. Golongan tanpa hisab adalah mereka yang bertawakal penuh, tidak bergantung pada jampi atau ritual yang tidak syar’i, dan tidak percaya pada pertanda sial.
  4. Golongan istimewa yang masuk surga tanpa hisab tidak mengalami keduanya. Mereka langsung masuk surga tanpa melewati proses pemeriksaan di hadapan Allah.
  5. Pelajaran besar: hendaknya kita berusaha meraih derajat tawakal yang sempurna, menjauhi syirik kecil seperti percaya pada kesialan, dan memohon kepada Allah agar dimasukkan ke dalam golongan yang masuk surga tanpa hisab.

Penutup

Hari kiamat adalah hari yang penuh ketegangan. Semua manusia akan dihadapkan pada hisab, kecuali segolongan orang yang mendapat rahmat Allah untuk langsung masuk surga tanpa pemeriksaan. Semoga kita termasuk di dalamnya.

Disiapkan: Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin

Sumber: https://archive-1446.islamqa.info/ar/answers/563273/

 

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *